|
FingerReader (foto: Okezone.com/Digitaltrends) |
Perkembangan ilmu teknologi sangat diharapkan bisa membantu orang-orang yang menyandang tunanetra. Oleh sebab itu berbagai penelitian terus dilakukan untuk menemukan alat yang bisa memperbaiki kehidupan para penyandang tunanetra.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat 285 juta orang tunanetra di seluruh dunia. Jumlah yang banyak itu pasti membuat para pakar ilmuan untuk terus mengembangkan berbagai macam alat yang diharapkan bisa membantu mereka. Berikut tiga alat canggih bagi penyandang tunanetra, seperti dilansir
okezone.com.
3. Kacamata PintarMenurut Dr. Stephen Hicks dari Universitas Oxford, sebagian besar orang yang buta masih memiliki beberapa penglihatan yang tersisa.
Kacamata pintar dapat disetel untuk menyesuaikan penglihatan tersebut. Perangkat ini menggunakan OLED display yang transparan, dua kamera kecil, giroskop, kompas, GPS, dan
headphone.
Alat itu bekerja dengan memproses informasi yang masuk kemudian digunakan dalam berbagai cara, misalnya kecerahan dapat digunakan untuk menunjukkan kedalaman.
Kebanyakan penyandang tunanetra bisa membedakan ternag dan gelap. Oleh sebab itu, kacamata ini bisa membuat sesuatu yang dekat dengan pemakaiannya lebih cerah, sehingga membedakan orang dan rintangan.
Hicks mengatakan prototipe terbaru miliknya memiliki Epson Moverio BT 100 dan kedalaman kamera Asus Xtion serta frame 3D.
2. Digital Reader DeviceAlat canggih yang satu ini mirip dengan tablet atau smartphone yang dapat digunakan untuk membaca huruf Braille. Ide ini pertama kali muncul beberapa tahun yang lalu sebagai konsep dari Yanko Design. Keaksaraan Braille telah terus menurun sejak tahun 1960 karena berbagai alasan.
1. FingerReaderFingerReader merupakan alat canggih yang mampu membaca teks tertulis. Alat ini sudah banyak digunakan oleh mereka yang memiliki masalah dengan kebutaan.
Namun, kali ini lebih canggih lagi teknologinya. Ini adalah sebuah wearable device, proyek dari MT Media Labs. Alat ini berbentuk cincin yang sangat tebal yang dikenakan di jari penggunanya. Perangkat tersebut mampu menafsirkan dan mendeteksi 12 poin teks yang tercetak pada sebuah buku.