CERITAKU: Suatu hari Cepot bosan tinggal di kampung halamannya yang jauh dari kehidupan modern. Dia pun berpikir untuk pergi ke kota, karena Cepot sebelumnya belum pernah sama sekali melihat kota. Sebelum pergi, Cepot menyiapkan dulu persiapan termasuk minta izin sama ayahnya terlebih dahulu.
"Pa, Cepot mau minta izin bapa?" kata Cepot.
"Emangnya kamu mau pergi kemana nak?" jawab ayahnya.
"Cepot mau pergi ke kota, Cepot pengen sekali melihat bagaimana kota itu," jawab Cepot.
"Owh, kalau begitu silahkan saja nak, pergilah ke kota carilah pengalaman sebanyak yang bisa didapatkan," jawab Ayahnya.
|
ilustrasi |
Cepot pun merasa bahagia karena dapat izin dari ayahnya. Sebelum berangkat, ayah Cepot menitipkan sebuah pesan penting kepada Cepot, ini pesannya.
"Nak sebelum kamu pergi, ingatlah perkataan bapa ini! Pertama, jika kamu melihat benda yang berwarna kuning, itu adalah buldozer. Kedua, jika kamu melihat benda yang berwarna hitam, itu adalah dodol jenis makanan yang manis. Dan yang ketiga, jika kamu melihat benda yang berwarna putih, itu adalah rokok. Kamu harus ingat tiga pesan bapa ini jika kamu melihatnya nanti di kota," kata Ayahnya kepada Cepot.
Dengan semangat Cepot pun mengingat pesan ayahnya itu dan langsung pergi ke kota dengan riang gembira. Perjalanan jauh pun ia tempuh tanpa rasa lelah sampai akhirnya ia tiba di kota.
Cepot yang baru pertama kalinya melihat kota merasa aneh dan takjub melihat gedung-gedung tinggi dan kendaraan di mana-mana. Dengan gembira Cepot melanjutkan perjalanannya mentelusuri seluruh kota. Dalam perjalanannya Cepot melihat jembatan yang sangat besar dengan di bawah jembatan itu adalah sungai yang besar juga.
Cepot pun langsung melihat ke sungai tepat di bawah jembatan besar itu, hingga ia melihat benda berwarna kuning terapung-apung di sungai itu. Lantas Cepot pun ingat perkataan ayahnya yang pertama itu. "Jika kamu melihat benda berwarna kuning, itu adalah buldozer," perkataan ayahnya dalam ingatan Cepot.
"Owh jadi itu yah buldozer, hebat yah bisa terapung di atas sungai," kata Cepot dalam hatinya. Hingga Cepot pun menganggap benda kuning terapung itu benar-benar buldozer padahal kotoran manusia hehehe.
Setelah menikmati sungai di jembatan itu, Cepot langsung melanjutkan ekspedisinya di kota besar itu. Dalam perjalanannya, Cepot banyak melihat pedagang-pedagang di pinggir jalan. Hingga akhirnya ia melihat seorang pedagang arang. Cepot pun langsung menghampirinya, dan berniat membeli arang itu.
Lagi-lagi Cepot teringat pesan ayahnya yang kedua, "Jika kamu melihat benda berwarna hitam, itu adalah dodol jenis makanan yang manis dan enak". Karena ingin sekali mencoba dodol, Cepot pun membeli arang itu kepada sang pedagang.
"Pa berapa harga satu dodolnya?" kata si Cepot.
"Dodol? Ini bukan dodol nak, tapi ini arang," kata si pedagang sambil kebingungan.
"KATA AYAH SAYA INI BENDA BERWARNA HITAM ADALAH DODOL...DODOL....." kata si Cepot sambil membentak dan marah.
Si pedagang kebingungan dan merasa takut, lantas ia pun tidak punya pilihan lain. Dan menjual arang itu kepada Cepot. Si Cepot merasa lapar melihat arang yang ia anggap dodol itu, kemudian memakannya. Dan apa yang terjadi buaknnya rasa manis dan lembut, melainkan rasa pahit dan keras yang si Cepot rasakan.
"Kok dodolnya aneh, katanya manis, ah si bapa bohong nih," kata si Cepot sambil kesal dengan mulut dan gigi berubah jadi warna hitam.
Namun, si Cepot tetap melanjutkan perjalanannya dan melihat seorang penjual petasan korek. Si Cepot langsung menghampiri penjual petasan itu dan teringat kembali pesan ayahnya yang ketiga, "Jika kamu melihat benda berwarna putih itu adalah rokok".
"Pak, boleh beli rokoknya?" kata si Cepot kepada penjual petasan.
"Rokok?? Ini bukan rokok nak tapi ini petasan," kata si penjual sambil kebingungan.
"KATA AYAH SAYA INI BENDA BERWARNA PUTIH ADALAH ROKOK...ROKOK..." kata si Cepot sambil membentak dan marah.
Si penjual sangat kebingungan dan merasa takut, ia pun tidak punya pilihan lain dan menjual petasan itu kepada si Cepot. Kemudian si Cepot langsung menempatkan petasan yang ia anggap rokok itu di mulutnya dan mulai menyalakan petasan tersebut.
Dan apa yang terjadi, petasan itu meledak tepat di dalam mulutnya. Si Cepot merasa kaget dan sakit, kok rokok bisa meledak. Untungnya saja si Cepot hanya mendapatkan luka dibagian mulut saja, tapi sayang, giginya tinggal tersisa tiga lagi. Salah satu dari tiga gigi yang tersisi sudah hampir copot, dan ia memutuskan untuk pergi ke dokter gigi untuk mencabut giginya yang hampir copot itu.
"Pak Dokter bisa copotkan gigi saya yang hampir copot ini," kata si Cepot.
"Silahkan nak, duduklah, nanti saya akan cabut giginya," jawab Pak Dokter.
Akhirnya salah satu gigi si Cepot berhasil dicopot dan hanya tinggal tersisa dua gigi dalam mulut si Cepot. Dia tetap merasa kesal karena pesan ayahnya, giginya tinggal dua lagi.
"Pak Dokter berapa biayanya?" tanya si Cepot.
"Owh, Anda sangat beruntung kebetulan hari ini ada diskon, jadi harganya cuma Rp 500," jawab Pak Dokter. Kemudian Cepot pun memberikan uang Rp 1.000 kepada Pak Dokter.
"Aduh maaf nak, ga ada kembaliannya, jadi gimana nih? kata Pak Dokter kebingungan.
"Ya udah pak supaya uangnya pas, copot aja gigi saya satu lagi, kan impas." jawab si Cepot dengan bangga.
Hingga akhirnya perjalan si Cepot malah berujung sial dan sekarang gigi si Cepot hanya tinggal tersisa satu lagi tepat di bagian tengah.
CERITA oleh: Cerita TheLounge