|
Fuleco sebagai maskot Piala Dunia 2014 (foto: Softpedia) |
Seperti Piala Dunia tahun sebelumnya, Piala Dunia tahun ini juga memiliki maskot yang diberinama
Fuleco. Nama dan desain maskot ini benar-benar dipilih secara ketat oleh panitia dan komite terpecaya di Brazil.
Mungkin kamu penasaran tentang Fuleco dan kenapa Fuleco dipilih menjadi maskot Piala Dunia 2014 yang diselenggarakan di Brazil. Berikut fakta unik Fuleco, maskot Piala Dunia 2014, seperti dilansir
CiriCara.com.
4. Terpilihnya Nama FulecoAwalnya ada tiga nama kandidat yang akan dijadikan nama maskot Piala Dunia 2014 yaitu
Fuleco,
Amijubi, dan
Zuzeco. Nama yang terpilih dari tiga nama kandidat itu yaitu "Fuleco". Hal itu dikarenakan nama Fuleco berhasil mengumpulkan 48% suara dalam poting online yang melibatkan sekitar 1,7 juta orang. Sedangkan nama Amijubi hanya memperoleh 17% suara dan Zuzeco mendapat 31% suara.
3. Desain FulecoDesain yang digunakan untuk Fuleco sebagai maskot Piala Dunia 2014 telah menyisihkan 47 desain maskot lainnya. Maskot ini digambarkan dengan seekor trenggiling yang memiliki warna kuning, bermata hijau dan punggung berwarna biru. Setiap warna itu mewakili ketiga warna yang ada di bendera Brazil.
Fuleco berkesan sangat lucu dan unik dengan kaos putih sambil memegang bola di tangannya.
2. Arti Nama FulecoNama Fuleco merupakan akronim dari kata Futebol dan Ecologia. Futebol merupakan bahasa Portugis yang menjadi bahasa kebangsaan Brazil yang berarti sepak bola, sedangkan Ecologia diambil dari kata Ekologi yang memiliki arti lingkungan.
Dua kata itu dipilih dengan tujuan untuk mensosialisasikan ajakan kepada semua orang agar menjaga keseimbangan lingkungan dunia. Dengan begitu habitat dan populasi hewan langka seperti Armadillo dapat terjaga dan tidak punah.
1. Armadillo Sebagai Ide MaskotHewan armadillo dipilih menjadi maskot Piala Dunia 2014 karena saat itu status hewan ini terancam punah. Hewan endemik Brazil ini sekarang hanya terdapat di bagian timur laut Brazil yang memiliki iklim kering. Populasi hewan ini terancam punah karena habitatnya yang terus mengalami kerusakan.