|
Ilustrasi (foto: Shutterstock) |
Perjalanan hidup para remaja masih sangat panjang dan mereka harus terus menemupuh pendidikan demi meraih masa depan yang cemerlang. Tapi sangat miris ketika mendengar kasus pembuatan video mesum yang dilakukan oleh para pelejar. Masa depan mereka sirna sudah setelah dikeluarkan sekolah akibat perbuatan mereka sendiri.
Dikutip dari
merdeka.com, berikut kasus para pelajar yang dikeluarkan dari sekolah setelah membuat video mesum.
3. Malu video mesum tersebar, siswi di Bekasi berhenti sekolahKetika video mesum tersebar di masyarakat, pelaku adegan tersebut yang merupakan pelajar SMA yakni pelajar bernisial SH (15) dan YS(16) harus keluar dari sekolah karena malu.
Kedua pelajar itu berasal dari SMAN 1, Sukakarya, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi. Menurut Humas SMAN 1, mereka berdua keluar sendiri dari sekolah bukan karena paksaan.
Video mesum pasangan tersebut mulai beredar November lalu yang mempelihatkan mereka beradegan ranjang layaknya suami istri di salah satu ruang kelas di sekolah.
2. Anak SMP di Pasuruan keluar sekolah usai video tersebarAM seorang siswa kelas VIII dan SNK siswi kelas XI Sekolah Menengah Pertama di Nguling, Pasuruan, merekam adegan mesum mereka yang dilakukan di salah satu stasiun lama di wilayah Grati. Adegan itu mereka rekam dengan menggunakan kamera hp.
Menurut salah seorang pihak sekolah mengakui bahwa dua pelajar itu adalah muridnya. Karena malu video tersebut sudah beredar luas, keduanya memutuskan untuk hengkang dari sekolahnya.
1. Siswi SMA di Kalimantan Tengah putus sekolah gara-gara videoBerbeda dengan dua kasus di atas, kasus yang satu ini terjadi pada seorang siswi SMA bernama Bunga (16) yang meragakan adegan ranjang dengan seorang pria berinisial SGT yang sudah berusia 44 tahun.
Setelah video tersebut beredar luas di masyarakat, orangtua Bunga sangat kaget dan tidak menerima perlakuan SGT terhadap anaknya dan melaporkannya ke polisi.
Menurut pihak sekolah, setelah kejadian itu Bunga jarang masuk dan akhirnya memilih untuk berhenti dari sekolah.
Di sinilah pentingnya peranan orangtua dalam mendidik anaknya agar tidak terjerumus dalah hal-hal yang tidak bermoral.