|
Tsunami Aceh (foto:abc.net.au) |
Hari ini 26 Desember 2014 merupakan peringatan tsunami Aceh yang ke-10.
Pada 26 Desember 2004 silam, gempa dahsyat berkekuatan 9,1 SR yang berpusat di Samudera Hindia, di lepas pantai Sumatera Utara, Indonesia, menyebabkan gelombang tsunami setinggi 24 meter menghantam Sumatera Utara terutama Aceh.
Akibat bencana alam maha dahsyat itu, ratusan ribu nyawa melayang, ratusan ribu bangunan rata dengan tanah, dan ratusan ribu orang kehilangan keluarganya.
Tepat pada pukul 07.58 WIB, gempa dengan durasi 10 menit tersebut menyebabkan kepanikan warga yang sedang menikmati segarnya udara pagi. Tak lama setelah itu, gelombang air laut mulai meluluh lantahkan segala yang dilewatinya.
Beberapa orang mencoba menyelamatkan diri, beberapa orang lagi terlihat pasrah sambil mengucapkan do'a, beberapa orang berteriak histeris. Tak terbayang suasana kala itu, di saat menikmati keheningan pagi, tiba-tiba suara gemuruh ombak merubah keheningan menjadi kengerian.
Tepat hari ini, 10 tahun pasca tsunami paling dahsyat di muka bumi itu, keadaan Aceh semakin jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pepohonan hijau dan bangunan-bangunan sudah kembali memadati kota Serambi Makkah itu.
Warga pun kembali hidup normal dengan pekerjaannya yang sempat hilang ikut tersapu ombak. Anak-anak sudah bisa sekolah kembali, di mana 10 tahun silam sekolah mereka hancur. Dan seorang ibu ayah bisa kembali memeluk anaknya yang selamatnya.
Mereka bisa kembali tidur nyanyak di atas kasur mereka yang empuk tanpa ada suara gemuruh yang akan mengacaukan pikiran mereka. Hingga pada intinya warga Aceh sudah bangkit dan belajar kejadian 10 tahun silam yang tak akan pernah mereka lupakan.