|
Jalanan di kota Toyoma, Jepang (foto: The Richest) |
Perubahan iklim akibat pemanasan global sangat berpengaruh besar dampaknya terhadap perubahan cuaca yang terjadi di seluruh dunia. Sementara wilayah-wilayah yang memiliki dua musim akan memiliki cuaca lebih panas dan curah hujan yang lebih besar, wilayah yang memiliki empat musim akan mengalami musim dingin yang lebih ekstrim dibandingkan sebelumnya.
Beberapa kota di bagian belahan bumi utara, seperti di Amerika Serikat, Jepang, dan Kanada, terkadang harus diselimuti salju tebal ketika musim dingin tiba. Tentu hal tersebut bisa menyebabkan masalah bagi para penduduknya. Selain bisa menghambat aktivitas sehari-hari, salju dengan ketebalan yang tinggi juga bisa menyebabkan berbagai macam penyakit bahkan bisa menimbulkan korban jiwa.
Dari sekian banyak kota di seluruh dunia yang sering diselimuti salju tebal ketika musim dingin, berikut
Cerita TheLounge mengutip dari
The Richest, 10 kota dengan ketebalan salju paling parah di dunia.
10. Buffalo, Amerika Serikat - 2,4 meter |
(foto: The Richest) |
Terletak di sebelah timur Danau Erie dan juga di perbatasan daerah yang disebut
winter wonderland, Buffalo mengalami musim salju yang lebih lama dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Kanada.
Selain itu, kota ini juga mengalami peningkatkan dalam produksi salju yang dikarenakan oleh pola meteorologi atau lebih dikenal sebagai 'efek danau salju', yang secara drastis meningkatkan salju yang turun. Setiap tahunnya, kota ini mengalami beberapa badai salju yang intens, yang mengakibatkan ketebalan salju dapat mencapai satu atau dua meter lebih.
9. Rochester, Amerika Serikat - 2,5 meter |
(foto: The Richest) |
Rata-rata ketebalan salju di kota Rochester mencapai empat inci atau bisa lebih. Kota yang terletak berdekatan dengan Danau Ontario ini juga mengalami efek danau salju sama seperti di Buffalo, yang kadang-kadang bisa menyebabkan badai salju.
Angin dengan kecepatan yang melebihi 60 meter per detik di sekitar wilayah, membawa salju dari danau yang mengakibatkan hujan salju semakin tebal. Bahkan akibat badai salju yang kadang terjadi, puluhan orang harus meregang nyawa karena cuaca ekstrim ini. Butuh waktu sekitar dua minggu untuk membersihkan seluruh kota dari bekas salju ketika musim semi tiba.
8. Akita, Jepang - 2,7 meter |
(foto: The Richest) |
Kota yang memiliki populasi mencapai 320.000 penduduk ini juga menjadi salah satu kota yang suka dilandai hujan salju tebal. Pada bulan Januari, rata-rata ketebalan salju hanya mencapai 54,3 inci (1,3 meter) dan pada bulan Februari ketebalan salju turun menjadi 42,5 inci (1 meter) - lebih dari 90% rata-rata hujan salju tahunan yang terjadi di kota ini.
Selain itu, kota ini juga terletak dengan wilayah yang memiliki iklim subtropis yang membuat kota Akita juga sering dilanda hujan. Lebih dari 66% dari hitungan kalender, Akita menghabiskan setiap tahunnya dengan dilanda hujan salju atau hujan biasa.
7. Saguenay, Kanada - 3 meter |
(foto: The Richest) |
Saguenay terletak sekitar 120 km sebelah utara Kota Quebec, provinsi Quebec, Kanada bagian timur. Kota ini memiliki populasi lebih dari 144.000 orang Francophones yang tinggaal di dekat Sungai Saguenay dan Lac Saint-Jean.
Karena letak geografis kota ini berdekatan dengan sungai dan danau, Saguenay menjadi salah satu wilayah yang dianggap layak huni dibandingkan dengan wilayah lainnya di Quebec utara. Meskipun demikian, tetap saja musim dingin di wilayah ini terbilang ekstrim. Ketebalan saljunya saja bisa mencapai 2 atau 3 meter.
6. Syracuse, Amerika Serikat - 3,1 meter |
(foto: The Richest) |
Syracuse adalah salah satu kota dengan ketebalan salju paling parah di Amerika Serikat. Kota yang terletak di negara bagian New York itu sangat dekat dengan dua danau, yakni Danau Ontario dan Danau Onondaga. Oleh karena itulah sekitar wilayah ini sering dilanda hujan salju lebat selama musim dingin.
5. Kota Quebec, Kanada - 3,1 meter |
(foto: The Richest) |
Kota kedua terbesar di provinsi Quebec, Kota Quebec adalah salah satu kota tertua di Amerika Utara yang memiliki beberapa arsitektur bangunan yang indah dan budaya yang terinspirasi oleh kota-kota di Perancis dan Eropa.
Kota ini juga memiliki Festival Musim Dingin Quebec yang diselenggarakan setiap tahun selama musim dingin. Selain itu, kulinernya juga cukup terkenal, di mana masakan Perancis dengan makanan hangat yang kaya akan serat dan karbohidrat dipadukan menjadi satu. Makanan tersebut membuat penduduk tetap hangat meski badai salju sedang berlangsung.
4. St, John, Kanada - 3,3 meter |
(foto: The Richest) |
St. John terletak di provinsi Newfoundland dan Labrador serta merupakan salah satu kota yang suka diguyur salju lebat di antara kota-kota besar di Kanada lainnya. Kota ini juga diyakini sebagai kota tertua di Amerika Utara.
Setiap tahunnya, kota ini rata-rata memiliki ketebalan salju mencapai 10 kaki.
3. Toyama, Jepang - 3,6 meter |
(foto: The Richest) |
Toyama adalah ibu kota Prefektur Toyay dan merupakan rumah bagi 417.000 orang. Sama halnya dengan kota Akita, Toyama memiliki cuaca yang relatif ringin dan kelembaban yang cukup untuk membuat salju yang tebal.
Di sekitar wilayah kota ini juga terdapat jalan yang disebut Tateyama Kurobe Alpine Route - Yuki no Otani - dinding raksasa yang terbuat dari salju secara alami yang membuat pandangan para pengemudi terhalang.
2. Sapporo, Jepang - 4,8 meter |
(foto: The Richest) |
Sapporo adalah kota terbesar keempat di Jepang dengan populasi yang nyaris mencapai 2 juta penduduk. Rata-rata ketebalan salju tahunan di kota ini bisa mencapai 17 kaki. Sama dengan Kota Quebec yang suka menyelenggarakan festival ketika musim dingin, Sapporo juga memiliki Festival Salju Sapporo yang diselenggarakan selama musim dingin.
Festival ini menawarkan pengunjung hiburan, makanan dan acara lainnya yang berkaitkan dengan musim dingin.
1. Kota Aomori, Jepang - 7,9 meter |
(foto: The Richest) |
Kota Aomori yang terletak di Prefektur Aomori, Jepang, merupakan kota paling disaljui di dunia ketika musim dingin tiba. Wilayah di kota ini rata-rata memiliki ketebalan salju mencapai 26 kaki.
Alasan kota ini menerima salju dalam jumlah yang besar dikarenakan lokasinya terletak pada ketinggian di antara Pegunungan Hakkoda, Teluk Aomori, dan Teluk Mutsu, yang menggabungkan udara dingin dari utara dan kemudian produksi salju semakin bertambah dengan bantuan air dari kedua teluk tersebut.